Cerpen
Oleh : Suryani
Di sebuah hutan,
tinggallah seekor burung, monyet, dan siput. Setiap pagi burung berkicau
merdu, terbang ke sana kemari. Dia bebas mengepakkan sayapnya dan menjelajahi
seisi hutan itu. Dia terlihat begitu bahagia. Si monyet pun demikian, ia tampak
begitu lincah. Melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Hidupnya terlihat
begitu mengasyikkan.
Lain halnya dengan
siput, ia memandang iba pada dirinya sendiri. Dia menangisi dirinya yang
terlahir tanpa sayap seperti yang burung miliki, dia menyayangkan dirinya yang
tidak tercipta selincah monyet. Setiap hari siput hanya berdiam diri, meratapi
nasib dan sesekali memandang indahnya hidup burung dan monyet.
Hingga kemudian, di
suatu pagi…
Sang burung datang
mengepakkan sayapnya sampai terengah-engah. Dia tampak begitu panik dan
khawatir. Monyet yang merasa heran melihat tingkah burung yang berbeda dari biasanya
pun menyapa burung seraya bertanya,
“Hai burung, ada apa?
Mengapa kau terlihat begitu panik?”
“Hei monyet,
aku mendengar berita buruk. Ada sekelompok manusia yang hendak menangkap
semua hewan di hutan ini untuk diperjualbelikan.”
Siput yang turut mendengar
jawaban dari burung tersentak, “hah, apa aku termasuk salah satu hewan yang
akan di tangkap itu?”
“Ya siput,
semua hewan termasuk kau!”
“Lantas kau mau pergi ke
mana burung?” tanya monyet.
“Aku ingin terbang
sejauh mungkin sampai mereka tak bisa temukan aku.”
“Baiklah aku juga
ikut bersamamu, aku akan melompat dari satu pohon ke pohon lain sampai di
tempat yang kurasa mereka tak dapat menemukanku”
Burung dan monyet
bergegas pergi. Siput semakin menciut karena ia sadar bahwa dirinya tak dapat
ikut bersama mereka. Lantas siput berteriak, “Hei, bagaimana denganku? Aku tak
bisa terbang dan melompat. Apa yang harus kulakukan agar selamat? ”
“Kau punya cangkang
kawan!” jawab burung singkat lalu meneruskan perjalanannya.
Siput tertegun
mendengarnya.
“Cangkang?! Cangkang?!”
pikirnya melambung.
“Ya kau benar kawanku,
aku punya cangkang.” Ucapnya lirih. Sang siput pun segera bersembunyi di dalam
cangkangnya.
—
Saudaraku…
Betapa sering perhatian
kita terpusat pada apa yang tidak kita miliki, sehingga kita lupa bersyukur
atas apa yang telah kita miliki. Betapa sering perhatian kita terpaut pada
kekurangan yang ada pada diri, sehingga kita lupa bahwa ada kelebihan yang
harus di sikapi dan di syukuri. Kita sibuk menghitung-hitung bahkan
membangga-banggakan kelebihan dan kehebatan orang lain hingga mengerdilkan
bahkan merendahkan diri sendiri.
Tidak perlu kau
membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain. Karena Allah telah menciptakan
manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Allah Maha
Adil, sobat. :)
Sekarang baliklah semua
inti perhatianmu…
Mulailah untuk
memperhatikan apa yang sudah kau miliki, kemudian syukuri!
Mulailah untuk
memperhatikan kelebihanmu, kemudian sikapi dan syukuri!
0 comments:
Post a Comment